Sunday, September 28, 2014

JAKARTA REPOSE PROJECT #4


NAMA:                    CHETIA GESUMA
UMUR:                    54 TAHUN
STATUS:                 MENIKAH
PEKERJAAN:        IBU RUMAH TANGGA
DOMISILI:             KELAPA GADING, JAKARTA UTARA


“Menurut tante sih leisure itu ya.. me time.”


           Informan yang keempat kali ini adalah ibu dari seorang sahabat SMA saya, yakni tante Chetia. Beliau kini berusia 54 tahun dan merupakan seorang ibu rumah tangga. Beliau memiliki tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama dan kedua sudah bekerja sedangkan anak yang ketiga sekarang baru lulus kuliah. Kegiatan yang dilakukan oleh beliau sehari-hari adalah melakukan pekerjaan rumah tangga sama seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Menurut beliau, leisure itu adalah waktu untuk quality time with herself, dalam artian adalah waktu yang harus ada untuk menghilangkan stress, refreshing, dan relaxing. Kegiatan favorite yang biasa beliau lakukan saat waktu luang adalah bertemu dengan teman-teman lamanya, sambil melakukan arisan, “maksudnya tuh arisannya gak gede-gede, cuma buat ngumpul-ngumpul aja, gitu.”, ujar beliau. “Kalo belanja-belanja sih bisa dibilang hobi gak hobi deh.”, ujarnya sambil tertawa. Beliau juga rutin melakukan kegiatan arisan dalam mengisi waktu luangnya yakni sebulan sekali, “kalo ketemu temen-temen itu kita memang sering itu sebulan sekali lah.”, jawab beliau.

             Beliau juga memberitahu cara me-manage budgeting untuk leisure time-nya dengan keluarga yaitu dengan cara menyisihkan sebagian uang dari uang bulanan yang diberikan oleh suaminya karena beliau tidak bekerja. Beliau tidak mempersiapkan budget khusus untuk liburan keluarganya. Kegiatan yang beliau sering lakukan dalam mengisi waktu luangnya dengan keluarga adalah pergi jalan-jalan misalnya seperti ke Bandung, dan mengincar kuliner dari tempat yang dituju. Namun dibalik ke easy-going-annya, beliau juga memiliki beberapa kegiatan yang dirasa kurang menarik untuk dilakukan saat leisure time, yaitu kegiatan-kegiatan yang berbau olah raga, ataupun memacu adrenalin atau adventure. Namun berbeda dengan tante Chetia, anak-anak lelakinya masih menyukai kegiatan yang berbau olah raga untuk menghabiskan waktu luangnya  “yang cowo sih biasanya ya itu sendiri.. seperti lari, yang gitu-gitu deh.. berenang. Kalo yang cewe ya gitu karena emang dia hobi masak, ya kadang-kadang kita masak sama-sama.”, ujarnya sambil bercerita mengenai hobi anak laki-laki dan anak perempuannya. Setelah berbicara banyak tentang ketiga anaknya, tante Chetia akhirnya bercerita mengenai hobi dan kegiatan apa yang suka beliau lakukan pada saat waktu luang dirumah. Beliau menyukai baca buku, dan terlebih beliau sangat suka memayet baju. Beliau lebih menyukai menghabiskan waktu luangnya didalam rumah karena menurutnya bila keluar rumah, beliau merasa Jakarta sudah terlalu padat dan macet. Tante Chetia juga kurang menyukai tempat outdoor yang terlalu bising dan ramai, “pusing tante. Kayak mall-mall yang terlalu rame orang..  kan pusing.”, ujarnya.

          Tante Chetia juga sempat bercerita pengalaman yang kurang menyenangkan saat mengisi waktu luangnya yakni pada saat liburan bersama keluarga ke Malaysia, “disana sebetulnya tuh kita pesen kamarnya tuh untuk triple, tapi didalem kamarnya tuh kita dikasih yang double.. kita gak sadar karena kita check-in tuh udah malem. Terus tau-tau abis mandi kita baru sadar.”. Tante Chetia juga mengutarakan hal yang sebenarnya membuat ia kesal adalah karena menurutnya pihak hotel yang bersalah namun bagian front desk hotel itu tidak mau mengaku salah, “yang tante kesel tuh ya, itu si front desk nya tuh ya gak mau ngaku.. tadinya dia gak mau ngaku kalo dia yang salah. Itu sih yang bikin jengkel.”, ujarnya sambil terlihat kekesalan diraut muka beliau saat menceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan itu.

            Seperti kebanyakan orang pada umumnya, tante Chetia juga menyukai tempat yang sejuk dan banyak pepohonan hijaunya. Beliau bercerita mengenai memorable experience-nya saat ia berlibur dengan keluarga di Malaysia. Beliau sangat menyukai sebuah taman yang terletak ditengah-tengah sebuah mall, karena taman tersebut sangat bagus, dan taman tersebut banyak yang mengunjungi. Beliau sangat mengharapkan ada tempat seperti itu di Jakarta.

JAKARTA REPOSE PROJECT #3


NAMA:                    CAECILIA HERIJANTI
UMUR:                    50 TAHUN
STATUS:                 MENIKAH
PEKERJAAN:        IBU RUMAH TANGGA
DOMISILI:             MENTENG, JAKARTA PUSAT


“Tau kan kalo kerjaan sehari-hari tuh monoton, itu-itu aja, seperti lingkaran setan yang sudah tau waktunya masing-masing, jam segini harus apa, jam segitu harus apa.”


Kali ini informan saya yang ketiga adalah ibu dari salah satu sahabat saya, tante Caecilia yang biasa saya panggil tante Lia. Beliau kini berusia 50 tahun, dan memiliki tiga orang anak perempuan, yang pertama berusia 22 tahun dan sudah menjadi lulusan fakultas hukum Universitas Indonesia, yang kedua yakni yang sekaligus merupakan sahabat saya yang berusia 20 tahun, sedang menyelesaikan skripsinya di jurusan business management Raffles University di Singapore, dan yang ketiga berusia 12 tahun dan sedang dalam jenjang SMP di Raffles School Pondok Indah.

Tante Lia yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini, dikesehariannya adalah sibuk mengurus keperluan rumah tangga sama seperti ibu rumah tangga lainnya, yakni mengurus suami dan anak-anaknya. Baginya waktu luang itu dirasa sangat penting karena kepadatan kegiatannya sehari-hari telah sangat membuatnya lelah dan penat. “Kalo leisure time menurut aku tuh itu waktu untuk keluar dari rutinitas kerja sehari-hari, waktu seneng-seneng sama keluarga, sama temen, atau diri sendiri yang sama sekali gak ada hubungannya dengan kerjaan sehari-hari.”, kira-kira seperti itulah definisi waktu luang menurut beliau. Hal-hal yang biasa beliau lakukan saat leisure time terutama bersama keluarga adalah liburan bersama, dan kegiatannya itu bercampur mulai dari yang hanya untuk relaxing seperti menghabiskan waktu melihat keindahan pantai, atau pergi kesuatu objek wisata untuk menikmati pemandangannya, sampai dengan kegiatan yang memacu adrenalin, karena suami beliau menyukai hal-hal seperti itu, “jadi walaupun anaknya perempuan-perempuan semua, tapi dia maunya tuh anaknya kelaki-lakian. Jadi misalnya kalo kebetulan ke Bali tuh, ya dia maunya yang naik parasailing, water sport.. terus kebetulan kalo misalnya kita keluar negeri gitu kita sering yang kayak naik roller-coaster, jadi gak.. gak yang terlalu perempuan banget deh.”, ujar beliau. Kebanyakan dari kegiatan yang dilakukan tante Lia dan keluarga itu memang didasari dari ajakan sang suami yang kebetulan berlatar belakang sebagai seorang atlit renang, sehingga ada dorongan dari sang ayah untuk anak-anaknya agar menyukai kegiatan-kegiatan yang mengarah ke olah raga. Beliau juga mengatakan bahwa ada juga pengaruh dari beberapa masukan keluarganya atau koleganya mengenai tempat-tempat atau objek wisata yang kiranya bagus untuk dikunjungi.

Bagi tante Lia dan keluarga, berlibur bersama merupakan hal yang sangat diperlukan, terkait dengan kesibukan masing-masing anggota keluarga setiap harinya. Namun kegiatan tersebut tidak mesti dilakukan secara rutin, “kalo untuk rutin sih sebenernya gak selalu jadi patokan harus ‘oh dalam 1 bulan harus 3 kali, 2 kali’ sebenernya gak juga. Lebih ke ini aja.. ada waktunya aja. Jadi kadang-kadang ‘ah lagi pengen nih’ liat anak-anak ada waktunya gak.”, ujar ibu tiga anak ini. Tante Lia juga sempat memberi tahu bagaimana cara ia memanage budget untuk liburan bersama keluarganya, yakni dengan adanya budgeting sendiri memang khusus untuk liburan keluarga, misalnya seperti pada akhir bulan atau pertengahan tahun, terutama pada saat anak-anaknya ada waktu luang untuk liburan, dari situ beliau dan suami mulai melakukan perhitungan dan persiapan budget untuk liburan bersama. Selain itu, bagi tante Lia dan keluarga, tidak menjadi suatu hal yang masalah dalam masalah ‘merogoh kocek’ selama liburan dan apa yang mereka harapan dengan budget yang dikeluarkan itu setimpal atau worth it.

Menurut tante Lia, kegiatan yang beliau dan keluarga rasa kurang menyenangkan untuk dilakukan saat waktu luang adalah apabila saat sedang liburan, bersenang-senang menghabiskan waktu bersama keluarga, tetapi harus  mendapat kendala yakni panggilan atau gangguan untuk urusan pekerjaan dari kantor suaminya, “jadi kayaknya kita yang udah bikin jadwal, kita udah ekspektasi bahwa kita akan kesini, kesini, kesini, udah dijadwalin semua baik-baik, tiba-tiba itu masuk, jadi ya.. bukan aku aja tapi anak-anak juga bete ya.. jadi ‘oh harusnya jam sekian kita pergi’ ketunda lagi.. itu yang jadi bikin gak enak lah, gitu.”, ujar beliau sambil mengenang liburan bersama yang terganggu oleh urusan kantor.

Namun untuk tante Lia pribadi, waktu luang yang beliau miliki biasanya dihabiskan dengan kegiatan arisan, “kalo untuk aku sendiri ya kebetulan aku ada temen-temen arisan, nah itu ada temen arisan di kuliah, ada temen arisan di SMA, jadi yang kadang-kadang gantian aja waktunya. Nah itu biasanya kadang bisa siang, kadang bisa sore atau malam, dan sebisa mungkin biasanya pasti akan keluarlah.. gitu. Akan hadirlah, karena buat buang bosen aja, gitu.”, jawab beliau. Tante Lia juga beranggapan bahwa di Jakarta segala tempat yang bisa dikunjungi, dalam artian tempat yang terlalu modern dan konsumtif, sudah terlalu banyak, dan hal itu membuat terkadang beliau merasa ‘lelah’ dengan keadaan di Jakarta. Kebetulan, beliau memang lebih menyukai hal-hal yang tidak terlalu berunsur ‘kekotaan’, hal tersebut dapat dilihat dari tanggapannya mengenai tempat liburan yang terlalu ‘modern’, “nah tapi kalo pergipun, di hotelnya aja deh, kalo yang model terlalu formil, kayaknya keluar aja  yang mesti dress up, males banget.”.

Tante Lia dan keluarga memiliki harapan bagi Jakarta, yakni semoga Jakarta dapat diperbaiki terutama dari aspek lingkungannya. Karena lingkungan Jakarta dirasa masih belum cukup tertib dan aman bagi beliau dalam melakukan kegiatan waktu luangnya. Beliau merasa bahwa lingkungan Jakarta masih kurang bersih dan kurang ‘hijau’, dalam artian Jakarta masih kurang asri untuk ditinggali. Begitu juga dengan kebanyakan sisi masyarakat yang masih terlalu memandang level strata, yang menjadikan Jakarta layaknya kota yang kejam. Beliau dan keluarga berharap di Jakarta bisa ada tempat yang cukup asri, minimal taman seperti taman Suropati. Beliau berharap agar tempat-tempat seperti itu diperbanyak, sehingga tidak perlu baginya dan keluarga untuk harus jauh-jauh keluar kota bahkan keluar negeri hanya untuk bisa mendapatkan suasana ‘sejuk’, asri, dan nyaman seperti itu.

JAKARTA REPOSE PROJECT #2


NAMA:                ELVINA MARCELLA
UMUR:                20 TAHUN
STATUS:             BELUM MENIKAH
PEKERJAAN:    MAHASISWA
DOMISILI:         CILANDAK, JAKARTA SELATAN


“Fine sih, outdoor indoor gak masalah asal gak terlalu bising.”

           Setiap individu memiliki kegiatan-kegiatan yang berbeda yang dilakukan dalam mengisi waktu luangnya. Seperti informan saya yang kedua, seorang mahasiswi yang mengambil jurusan Design Interior disebuah kampus swasta di Jakarta Barat, mengaku bahwa menggambar atau membuat sketch bisa merupakan sebuah pekerjaan, sekaligus menjadi kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu luangnya. Sebagai seorang mahasiswi Design Interior, menggambar menjadi salah satu kegiatan utama ia dalam menjalani keseharian kampusnya. Tapi, disisi lain, menggambar juga memberikannya sisi entertain karena menggambar juga lah salah satu hobinya, “kalo dirumah biasanya gue cuma nonton TV, atau ngerjain gambar karena gue di major-nya design interior jadi gue kayak suka sketsa ruangan atau something gitu, atau gak sekedar browsing tentang konsep interior yang baru atau semacamnyalah.”, ujar mahasiswi berusia 20 tahun ini.

             Sebagai seorang wanita, sangat wajar apabila kaum ini tidak terlalu menyukai hal-hal yang berbau olah raga atau sport. Sama hal nya dengan Elvina Marcella, yang biasa dipanggil Cella ini, mengungkapkan bahwa ia tidak menyukai olah raga terutama berenang. Namun, Cella tidak demikian dalam memandang kegiatan outdoor. Terbukti dari ungkapannya “kalo outdoor yang tempat rekreasi gitu kayak misalnya kita jarang kesana gitu, contohnya Jungleland, tempat-tempat rekreasi yang ya…buat main-main aja gitu.” menunjukkan bahwa Cella tidak menutup diri dari aktifitas yang menantang adrenalin. Namun sebagai seorang wanita, Cella lebih menyukai waktu luangnya dihabiskan bersama teman-teman, terutama untuk melakukan kegiatan yang lebih chilling seperti pergi ke kafe untuk ngopi, atau ke bar & pub untuk bersantai, quality time dengan teman-temannya, “chill, ngumpul-ngumpul sama temen-temen, ngobrol, yang udah lama gak ketemu, jadi kita bisa lebih sharing sesuatu intens.”, ujar mahasiswi semester 5 di Bina Nusantara University ini. Ada kesamaan yang terlihat dari Cella dan informan pertama saya, bahwa mereka sama-sama tidak menyukai tempat yang terlalu bising, dan mereka memiliki alasan yang hampir sama, yaitu karena tempat yang bising membuat komunikasi satu sama lain pada saat sedang berkumpul menjadi terganggu.

            Cella juga berbagi ceritanya mengenai pengalaman yang ia rasa kurang menyenangkan pada suatu saat ia sedang menghabiskan waktu luangnya, “pernah waktu gue ke Bali, itu gue kayak main board gitu kayak papan di laut, dan itu gue kayak kegulung ombak, dan itu gue gak bisa berenang, dan itu parah banget gue.. kayak udah mau mati gitu, nah iya.. dan itu bikin gue trauma banget sampe gue gak mau ke air lagi.”, ujarnya. Dari pengalaman itu lah Cella mulai lebih concern mengenai kegiatan apa yang akan ia lakukan saat waktu luang, supaya hal-hal yang seperti diceritakan diatas tidak terjadi lagi.

 Waktu luang atau leisure time memang sangat diperlukan, guna untuk menyegarkan pikiran, juga untuk mengistirahatkan tubuh dari padatnya aktifitas yang digeluti setiap hari. Waktu luang tentu dapat diisi dengan kegiatan apa saja selama bagi individu tersebut kegiatan tersebut membuatnya terhibur dan relax. Namun alangkah lebih baiknya bahwa kita memperhatikan keamanan dari kegiatan yang kita lakukan tersebut. Seperti yang bisa kita ambil dari pengalaman Cella yang hampir terbawa ombak ketika ia sedang melakukan kegiatan waktu luangnya saat liburan di Bali. Pergunakanlah waktu luang dengan sebaik-baiknya, dan isilah dengan kegiatan yang menyegarkan dan membuat kita relax, namun harus tetap perhatikan keamanannya. Play safe, guys!